Minggu, 05 Desember 2010

NEWS

Setelah dinanti-nanti sekian lama, akhirnya santri Madrasah Diniyah di Desa Tajug Kecamatan Karangmoncol bisa menikmati fasilitas gedung baru. Gedung yang menghabiskan dana pembangunan lebih dari Rp. 225 juta ini merupakan bantuan PNPM Mandiri dibantu swadaya masyarakat setempat.

Menurut Kades Tajug, Supardi Arif Hutomo, sebelum ada gedung baru, para santri belajar di tempat ala kadarnya. Kadangkala di gedung sekolah, kadang pula di masjid selepas Isya.

“Seperti anak saya saja, ngajinya abis isya yang seharusnya jam untuk belajar. Sampai rumah, langsung tidur karena kecapean. Kalau begini terus, prestasi belajarnya bisa turun. Alhamdulillah sekarang sudah ada gedung baru khusus untuk Madrasah Diniyah, sehingga bisa tetap ngaji, belajar untuk pelajaran sekolah juga tetap bisa teratur,” ujarnya pada acara Peresmian Gedung Madrasah Diniyah PNPM Mandiri di desa Tajug Karangmoncol oleh Bupati Purbalingga Triyono Budi sasongko, Rabu (3/3).

Selain fisik, bantuan PNPM Mandiri juga berupa non fisik seperti Simpan Pinjam Perempuan (SPP) senilai hingga Rp. 33, 6 juta. Tri Hartati, salah seorang anggota kelompok yang menikmati SPP, dalam testimonianya mengaku bersyukur menerima bantuan SPP yang membuat usaha perdagangan pakaian jadinya semakin maju.

“Dulu hasil dari jual pakaian jadi, tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan. Alhamdulillah setelah ikut SPP, tahun pertama saya dapat bantuan modal 1 juta, tahun berikutnya 2 juta dan tahun terakhir 3 juta. Jenis pakaian yang saya jual semakin banyak dan bervariasi, dan Alhamdulillah lebaran kemarin untung banyak,” tuturnya.

Menurut Camat Karangmoncol Raditya Widayaka, AP, kecamatan Karangmoncol mendapat bantuan PNPM total senilai Rp. 3 Miliar yang terbagi dalam tiga kegiatan seperti SPP untuk 44 kelompok senilai Rp. 458,4 juta, kegiatan fisik berupa irigasi senilai Rp. 1,4 miliar dan pembangunan fisik pendidikan senilai Rp. 1,09 miliar.

Radit menambahkan, aset SPP dan UEP (Usaha Ekonomi Produktif) PNPM yang dikelola UPK. Kecamatan Karangmoncol dari tahun 2003 hingga Februari 2010 mencapai Rp. 2,17 miliar. Aset ini dimanfaatkan untuk 10 kelompok UEP dan 224 kelompok SPP dengan anggota 2.307 orang. Masing-masing anggota bisa menarik pinjaman mulai Rp. 1 juta hingga Rp. 5 juta.

“Bahkan untuk anggota SPP dan UEP juga kami asuransikan. Terbukti, salah seorang anggota dari Desa Kramat ada yang meninggal, ahli warisnya menerima dana sosial,” jelasnya. Tak hanya itu, surplus dari kegiatan PNPM ini juga berhasil termanfaatkan untuk pemugaran rumah keluarga miskin yang menjadi anggota SPP dan UEP. Menurut Radit, ada 17 rumah yang berhasil dipugar dengan alokasi masing-masing rumah tangga miskin senilai Rp. 2,8 juta.